Friday, November 11, 2011
Ketika Handphone Mengganggu Ibadah
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” Keluaran 20:3.
“Saat ibadah, salah seorang gadis yang masih berusia belia nampak asik mengoperasikan handphone-nya. Beberapa kali ia mengeluarkan dan memasukkan posel ke sakunya. Begitu pendeta selesai menyampaikan khotbah, ia masih saja sibuk dengan ponselnya. Beberapa menit diperhatikan dengan seksama, ternyata ia tengah berbalas pesan dengan temannya. Begitu pesan singkat BBM-nya muncul, ia langsung meresponsnya. Ia tidak peduli, apakah sikapnya itu bisa mengganggu jemaat yang lain atau tidak.”
Perkembangan teknologi handphone kini kian canggih. Kehadiran smart handphone mampu menyediakan berbagai fasilitas yang begitu modern. Dengan “kotak ajaib” tersebut kita tidak hanya bisa menelepon, ditelpon dan sms, tetapi juga bisa BBM (BlackBerry Messenger), chating, browsing, bermain games, facebookan, twitteran, 3G dan mengirim foto.
Handphone dinilai sebagi sebuah teknologi komunikasi yang efektif. Karena itulah hamper semua orang menjadi pengguna teknologi tersebut. Bahkan tidak hanya orang dewasa yang menjadi konsumennya, anak-anak pun juga turut menjadi pengguna. Saking dinilai efektif, tidak sedikit dari kita yang bergantung kepada handphone. Kini handphone menjadi barang wajib kita bawa ke manapun kita bepergian.
Memang tidak salah bila kita menjadi konsumen pengguna handphone, sejauh kita mengerti etika penggunaannya. Sayangnya beberapa dari kita kerap mengabaikan etika tersebut. Ironisnya, pengabaian etika tersebut terjadi di dalam gereja, yakni ber-SMS, chating, BBM dan browsing saat ibadah. Pada hal beberapa gereja sudah memberikan himbauan kepada jemaatnya untuk menonaktifkan handphone selama ibadah.
Tindakan beberapa jemaat yang tidak mengindahkan anjuran gereja tersebut tentu bisa mengganggu kekhusyukkan ibadah. Kendati handphone dalam kondisi silent, namun perilaku jemaat yang sibuk SMS, chating, BBM, dan sebagainya tetap menyita perhatian jemaat lain.
Selain mengganggu kekusyukkan, kita bisa melihat di sini telah terjadi pergeseran nilai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibadah merupakan perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Mengacu kepada makna tersebut, bisa dikatakan bahwa ibadah memiliki nilai sacral. Namun sayang, beberapa orang tidak lagi menilai bahwa ibadah tidaklah memiliki muatan yang sacral. Sungguh miris melihat fenomena tersebut. Tentu bila dibiarkan akan menjadi sebuah kebiasaan bahkan budaya. Buruknya, kebiasaan tersebut bisa menjangkiti generasi selanjutnya. Bagaimana sikap yang harus ditumbuhkembangkan supaya handphone tidak mengganggu ibadah anda dan orang lain?
1. Latihlah diri Anda supaya bisa memiliki hati yang takut dan hormat serta focus kepada Allah selama Anda beribadah.
2. Sadarilah bahwa ada orang lain yang sedang kusyuk beribadah kepada Allah.
3. Sebaikanya janganlah membaca firman Tuhan yang ada dihandphone Anda. Bacalah buku Alkitab Anda.
4. Berkomitmenlah bahwa selama Anda ibadah tidak mau digganggu oleh apapun juga termasuk handphone Anda.
5. Patuhilah himbauan dari gereja untuk menonaktifkan handphone Anda selama ibadah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment