Wednesday, November 16, 2011

Menjaga Hati sebagai Pemimpin

Secara Alkitabiah, seorang pemimpin memiliki setidaknya tiga alasan untuk menjaga hatinya. 1. Alasan pertama mengapa seorang pemimpin harus menjaga hatinya ialah bahwa hatinya merupakan sumber utama dari segala sikap hati dan tindakannya. Kita melihat hal ini berdasarkan Amsal 4:23, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Berdasarkan firman Tuhan tersebut, seorang pemimpin diperintahkan untuk menjaga hatinya sebagaimana seorang prajurit menjaga pintu gerbang kota. Seorang pemimpin harus menjaga kasihnya untuk mencegah masuknya nilai-nilai duniawi yang akan merusak bejana hatinya. Ia harus mempertahankan kewaspadaan dan kedisiplinan seperti seorang pengawal yang menjaga sebuah kamp atau puri untuk melindungi raja yang berada di dalam puri tersebut. 2. Alasan kedua mengapa seorang pemimpin harus menjaga hatinya adalah karena itulah sumber dari segala sesuatu yang ia layani atau katakan. Hal sesuai dengan yang tertulis di dalam Matius 12:34b-35, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat." Setiap pemimpin adalah penjaga yang bertugas menjaga perbendaharaan dari hatinya sendiri, yang penuh berisi harta yang baik atau yang buruk. Dari dalam perbendaharaannyalah sang pemimpin megeluarkan kebaikan atau kejahatan kepada peti-peti harta yang terbuka dari umat Tuhan. Saat ini, seorang pemimpin rohani harus menyimpan di dalam hatinya firman Allah, sukacita Tuhan, urapan Roh Kudus, dan seluruh perlengkapan senjata Allah - Efesus 6:13-17. 3. Alasan ketiga mengapa seorang pemimpin harus menjaga hatinya adalah untuk mencegah hatinya melakukan tindakan kenajisan rohani dalam dirinya atau kepada umat Allah. Hal ini didasarkan kepada firman Tuhan di dalam Markus 7:14-23. Tuhan Yesus Kristus berkata bahwa hati seorang pemimpin yang tidak dijagai dapat menjadi sumber dari sederetan hal-hal buruk: pemikiran-pemikiran tercela dan jahat, amoralitas sekseual, pembunuhan, pencurian, iri hati, kejahatan yang berbahaya dan menghancurkan, tingkah laku yang tidak terkendali dan tidak senonoh, mata yang mencari kejahatan, mulut penuh kekerasan yang menghujat dan mengucapkan hal-hal yang jahat, hati yang terangkat dalam kesombongan terhadap Allah dan manusia, dan kasih yang sembrono.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon