Monday, October 31, 2011

Pengharapan Yang Pasti

Di tengah-tengah dunia yang serba tidak menentu, semua orang membutuhkan harapan yang pasti. Karena harapan yang pasti seperti sauh yang dilabuhkan di tempat yang dalam. “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya” – Ibrani 6:19-20. Dari mana datangnya pengharapan yang pasti itu? Pengharapan itu datangnya dari kesengsaraan kita. Suatu penderitaan yang bukan diakibatkan oleh kesalahan atau dosa, tapi murni karena kita melakukan kebenaran. Akibatnya kita mendapatkan kesengsaraan karena dampak kebenaran itu sendiri. “Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu jangalah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar … Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat” – 1 Petrus 3:14, 17. Seorang hakim yang jujur tidak mendapat kenaikan jabatan karena kejujurannya. Seorang perwira malah dimutasi ketika membongkar kasus yang tidak benar di instansinya. Seorang pemimpin yang benar malah dikucilkan, ketika dia menyuarakan suara kebenaran, dia dianggap vocal. Hal-hal tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita alami sendiri. Respons yang benar akan meningkatkan kualita iman, mental dan kedewasaan kita. Respons yang benar terhadap penderitaan, tekanan, kesengsaraan atas kita, akan menghasilkan karakter yang tahan uji. “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” – Roma 5:3-5. Selayaknya kita memilih bertahan, sambil bersyukur dan percaya dengan kemenangan yang pasti datang. Kalau kita tetap bertahan, maka juga terbentuk karakter yang kokoh, solid bagai batu karang. Karakter dewasa yang bersifat Illahi akan terbentuk, terformat dalam jiwa dan roh kita. Dari karakter yang kokoh akan muncul suatu yang pasti yaitu pengharapan yang kokoh pula. Karena pembelaan Allah atas kita. Kekuatan yang supranatural akan dianugerahkan oleh Allah kepada kita yang bertahan dalam kebenaran. Amin.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon