Friday, November 11, 2011

Paskah Merupakan Misi dari Hati Allah

Kesadaran akan betapa mengerikannya dosa kita dikontraskan dengan besarnya kasih Allah itu seharusnya membawa kepada pengakuan bahwa paskahlah hal terbesar yang pernah dilakukan Allah bagi kita. Allah telah mengerjakan misi-Nya dalam hidup kita. Allah telah bergerak untuk menjangkau hidup kita dan untuk itu Dia telah memberikan yang terbaik dan terbesar dari apa yang dimiliki-Nya, yaitu Putra-Nya yang tunggal itu. Karena itu seharusnya tidak ada pemberian yang terlalu besar untuk kita berikan kepada Allah sebagai respon kita atas anugerah-Nya itu. Harta, cita-cita, harapan, waktu bahkan totalitas hidup kita sekalipun tidaklah cukup untuk dapat membalas kasih-Nya yang besar itu. Sekarang apabila dalam amanat agung-Nya, Tuhan Yesus menghendaki agar setiap orang percaya menjadikan semua bangsa murid-Nya dengan cara pergi, mengajar, dan menantang setiap orang untuk percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat pribadi (bermisi), apakah hal itu menjadi terlalu berat untuk dilakukan? Bermisi artinya pergi keluar dari zona nyaman kita untuk melakukan sesuatu hingga jiwa-jiwa ke mana Tuhan inginkan untuk kita tuju mendengar, mengetahui, dan merasakan kasih Allah yang besar itu. Allah sangat serius dengan misi karena sesungguhnya misi adalah isi hati Allah sendiri. Sesungguhnya, merupakan hak istimewa bagi setiap orang percaya untuk terlibat dalam pekerjaan misi Allah bagi dunia ini. Tugas ini begitu istimewa karena kita yang sebenarnya tidak layak telah dilayakkan-Nya untuk ambil bagian di dalam pekerjaan mulia tersebut. Keseriusan perhatian Allah akan misi dapat kita lihat dari istilah "mengutus" dan "mengirim" dalam Lukas 10:1, 2. Kata "mengutus" yang pertama dipakai dalam Lukas 10:1, dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah ‘apostello’ yang berarti diutus baik-baik, dengan hormat dan otoritas. Dengan cara ini Allah mau agar orang percaya membagikan kabar keselamatan itu kepada dunia. Murid-murid diutus baik-baik, di-apostello oleh Tuhan Yesus. Sebaliknya, kata kedua yang dipakai dalam Lukas 10:2 adalah "ekballo" yang berarti dilempar, ditendang, diutus dengan paksa. Tuhan bisa memakai berbagai cara untuk mengutus dengan paksa orang percaya pergi ke ladang misi. "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (Luk. 10:2), artinya antara ladang misi dan tenaga pekerjanya tidak seimbang. Jika orang percaya tidak mau di-apostello, diutus secara baik-baik untuk pergi, Tuhan bisa meng-ekballo orang tersebut untuk pergi. Hal ini terjadi supaya bangsa-bangsa lain mendapat kesempatan untuk mendengarkan Kabar Baik itu.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon