Friday, November 11, 2011
Pentingnya Pelayanan kepada Siswa
Kita talah melihat karakteristik-karakteristik dasar seorang misioner dalam ladang siswa. Namun seorang pelayan siswa yang baik tidak akan dapat mengerjakan misinya kalau Allah tidak merancangkan waktu dan kesempatan yang tepat untuk dia dapat melakukan tugasnya yaitu menjangkau siswa bagi Kristus. Dan memang Allah sendirilah yang telah merancangkan waktunya, yaitu bahwa tidak ada waktu yang lebih tepat daripada masa remaja (muda) untuk seseorang mendengarkan Injil.
Jumlah yang Besar
Statistik menunjukkan bahwa 60% dari populasi global berusia di bawah 25 tahun. Dari jumlah tersebut angkatan pelajar terbesar adalah siswa. Kemana saja kita pergi kita dapat menjumpai siswa, di jalan-jalan, di mal, di warung, di gereja, apalagi di sekolah. Jadi kenapa memberitakan Injil kepada siswa sangat sulit dan jarang dilakukan oleh pelayan siswa, sementara mereka ada di mana-mana? Misi di ladang siswa tidaklah harus ke tempat-tempat yang jauh dan terpencil, justru di kota besarlah jumlah mereka yang paling besar. Pertanyaannya bukanlah kemana namun siapa. Adakah pelayan siswa yang baik yang mau menuainya, dimanapu mereka menjumpai siswa?
Pencarian Jati Diri
Masa remaja selalu dikenal sebagai masa pencarian jati diri/konsep diri. Banyak aspek yang mempengaruhi seorang remaja dalam menemukan konsep dirinya. Dr. Paul Gunadi menjelaskan aspek-aspek itu berdasarkan buku yang berjudul, Helping The Struggling Adolescent karya Les Parrot III, dan uraiannya adalah sebagai berikut:
Pertama, diri subjektif, yaitu pandangan pribadi remaja tentang siapakah dirinya. Ada remaja yang melihat dirinya supel, namun ada pula yang kuper (alias kurang pergaulan).
Kedua, diri objektif, yakni pandangan orang lain tentang diri si remaja. Pandangan orang lain bersifat mandiri dan beragam, dalam arti pandangan ini merupakan pandangan pribadi seseorang tentang si remaja dan pandangan tiap orang tidak harus sama dengan yang lainnya.
Ketiga, diri sosial, yaitu pandangan si remaja akan dirinya berdasarkan pemikirannya tentang pandangan orang lain terhadap dirinya. Di sini si remaja melihat dirinya dengan menggunakan kaca mata orang lain. Ia mereka-reka apa penilaian orang lain terhadap dirinya dan sudah tentu rekaan ini dapat tepat tapi dapat pula keliru.
Keempat, diri ideal, yakni sosok dirinya yang paling ia dambakan atau ia cita- citakan. Diri ideal adalah diri yang belum terjadi atau terbentuk sehingga si remaja terus berusaha mencapainya.
Aspek yang paling berpotensi menimbulkan masalah bagi remaja adalah diri sosial. Kita semua pasti pernah bertanya-tanya, apa penilaian orang lain terhadap diri kita. Pada diri remaja, pertanyaan semacam ini amatlah penting karena ia sangat bergantung pada penilaian orang lain, terutama teman-temannya. Kita dapat membayangkan apabila Injil diberitakan kepada remaja dan kemudian dia tahu bahwa dirinya berharga di mata Allah dan Allah mengasihi mereka, remaja tersebut pastilah akan bertobat. Hal ini menjadi semakin efektif apabila kemudian siswa mampu melihat bahwa Kristuslah diri ideal yang seharusnya dia capai. Pada akhirnya kita mendapati seorang dengan konsep diri yang benar di masa dewasanya.
Kebutuhan yang Besar akan Teman dan Komunitas
Banyak survei dan penelitian menunjukkan bahwa pengaruh terbesar yang membentuk kepribadian seorang remaja diperoleh dari teman, apapun bentuk pengaruhnya, baik atau buruk. Dan memang remaja akan sangat terbuka kepada teman-temanya dibanding kepada siapapun juga. Tidak ada strategi yang lebih baik untuk membawa Injil ke dalam hidup seorang siswa selain menjadi teman mereka. Hidup bersama mereka, ada dan hadir untuk mereka, dan terutama menjadi pengaruh atas hidup mereka.
Keingintahuan yang Besar
Ketika seseorang masih anak-anak yang dia tahu dan terima sebagai kebenaran adalah apa kata orang tua mereka. Ketika seorang dalam masa tuanya maka yang menjadi kebenarannya adalah pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Dan masa remaja, adalah masa transisi dimana seorang siswa mulai mempertanyakan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuanya. Mereka mencoba semua hal, mencari dan bertanya tentang apapun juga, sampai menemukan apa yang dia sebut sebagai jalan hidupnya. Pada masa ini apabila seorang remaja mendengar Injil dan mengenal Kristus, maka sepanjang hidupya dia akan menjadikan Kristus sebagai tujuan hidupnya yang baru.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment