Thursday, November 17, 2011
Strategi Melayani Kaum Marjinal
Banyak orang yang tersingkir dalam kehidupan bermasyarakat kita ini. Masyarakat acap kali tidak menganggap mereka ada. Mereka diabaikan begitu saja walaupun mereka berkeliaran di depan mata kita setiap hari. Kita tidak peduli dengan mereka. Malah kita menganggap mereka sebagai orang yang mengganggu kehidupan kita.
Siapakah yang Dikategorikan Kelompok Marjinal?
1. Gelandangan. Kita dapat menemukan mereka setiap hari di lampu-lampu merah, tempat-tempat yang terdapat keramaian. Mereka ada dipusat-pusat perbelajaan kota, stasiun dan terminal. Mereka begitu gigih berjuang untuk mendapatkan sesuap nasi demi melanjutkan hidupnya. Tidak peduli apa dan bagaimana pun situasinya. Yang penting bagi mereka ialah "saya bisa dapat makan hari ini."
Dalam pandangan kita, para gelandangan dianggap sampah masyarakat, kita merendahkan mereka dan tidak jarang dari mulut kita keluar umpatan, cacian dan kata-kata negatif lainnya.
2. Pelacur. Kelompok ini adalah mereka yang secara ekonomi terhimpit alias tidak mampu. Mereka rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Profesi sebagai pelacur memberi label buruk bagi mereka secara sosial. Tidak sedikit dari mereka yang harus berurusan dengan aparat.
3. Narapidana. Seorang narapidana dan keluarganya dipandang oleh masyarakat termasuk dalam daftar hitam dalam interaksi sosial. Mereka sering dikucilkan. Tidak sedikit yang mencela mereka sebagai penjahat. Mereka selalu tidak mendapat tempat yang sesuai dimasyarakat.
4. Preman. Kelompok ini adalah orang-orang yang begitu ditakuti oleh masyarakat. Tidak sedikit dari mereka dipakai atau diperalat oleh institusi atau perusahaan atau lembaga untuk kepentingan bisnis atau usaha. Mereka bertindak keras dan tidak segan-segan menghabisi nyawa sesamanya.
5. Anak Jalanan. Kelompok ini paling banyak kita jumpai di jalanan, stasiun kereta dan terminal, mall, pasar dan perempatan lalaulintas. Mereka bekerja dan berjuang untuk hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka terpaksa melakukannya karena kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan.
Bagaimana Strategi Melayani Kaum Marjinal Itu?
1. Milikilah Visi. Mohonlah visi dari Tuhan, sehingga apapun yang kita lakukan untuk melayani kaum marjinal akan mengerucut kepada satu tujuan. Lalu percayailah dan tindak-lanjuti visi tersebut dalam pelayanan kita, sehingga visi itu dapat membumi.
2. Ikuti Prosesnya. Butuh waktu untuk merealisasikan visi kita dalam upaya melayani kaum marjinal. Ada proses yang harus kita jalani. Karena itu kita perlu bersabar dan bertekun. Ingatlah bahwa sekecil apapun yang kita usahakan itu adalah satu anak tangga yang pada akhirnya akan mengantar kita kepada tujuan akhir. Masalahnya ialah kita tidak pernah tahu berapa anak tangga yang harus kita tapaki untuk mencapai tujuan akhir. Itulah sebabnya kita harus rela untuk ikuti proses dengan penuh kesabaran, ketekuan, penuh iman dan doa kepada Tuhan.
3. Rekrut temana pelayanan yang tepat. Untuk melayani kaum marjinal, kita tidak bisa melakukannya sendiri. Kita butuh rekan sepelayanan yang akan bersama kita untuk menjangkau dan melayani mereka yang terpinggirkan. Tidak perlu terburu-buru untuk mengajak orang untuk melayani kaum marjinal. Biarkan Tuhan yang menentukan siapa saja rekan yang cocok untuk bekerja bersama kita. Mohonkan kebutuhan ini dalam doa kepada Tuhan. Ia yang memanggil, Ia juga yang akan menyediakan segala keperluan kita untuk melayani mereka yang terpinggirkan.
4. Tentukan sasaran yang tepat. Pilihlah ladang pelayanan yang kita pikir sangat membutuhkan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Sebagai awal, usahakan daerah yang akan kita layani dekat dengan rumah dan gereja di mana kita berjemaat dan melayani. Kedekatan jarak akan mempermudah usaha pelayanan yang dilakukan.
5. Lakukan aksi sosial. Galanglah upaya bersama gereja atau institusi untuk melakukan kegiatan sosial bagi kaum marjinal. Misalnya memberi pakaian layak pakai, sembako, pelatihan keterampilan dan siapkan tempat untuk menampung mereka seperti rumah singgah. Yang tidak kalah penting ialah memberikan pendidikan gratis dan pengobatan cuma-cuma bagi mereka. Ini tentu butuh pengorbanan dan kerja keras. Bersama dengan Tuhan, kita pasti bisa melakukannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment