Friday, November 11, 2011

Misi Memerlukan Pelayanan yang Holistik

Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga" (Matius 6:10). Hal ini berarti kita sebagai wakil-wakil Tuhan di dunia, harus mencerminkan nilai-nilai kerajaan-Nya dalam kehidupan maupun dalam pelayanan kita. Hal ini tidaklah berarti bahwa kita sendiri yang akan mendatangkan Kerajaan yang akan datang atau Yerusalem Baru ke dunia melalui usaha kita. Hanya Allah yang dapat melakukannya melalui intervensi adikodrati. Yerusalem Baru hanya akan datang setelah Iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya (Wahyu 20:10). Sementara itu, kita yang benar-benar menjadi warga negara Kerajaan Allah, masih harus tinggal di dalam dunia yang dikuasai oleh si jahat. Ada beberapa sifat dari Kerajaan Allah yang akan datang, yang harus nampak dalam kehidupan kita maupun gereja-gereja sekarang ini. Antara lain, tak seorang pun di Yerusalem Baru itu yang terhilang, "Mereka akan menjadi umat-Nya" (Wahyu 21:3). Selanjutnya, "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis atau dukacita" (Wahyu 21:4). Kejahatan yang kita lihat di dunia ini, yang dinyatakan dalam sakit penyakit, kemiskinan, penindasan, pemerasan, kerasukan setan, perbuatan dursila, maupun pembunuhan, akan diperangi secara gigih di dalam nama Yesus. Ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Ia menyuruh mereka mengerjakan hal-hal yang telah dilakukan-Nya. "Pergilah dan beritakanlah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan" (Matius 10:7-8). Inilah yang dimaksudkan dengan pelayanan yang holistik. Pelayanan ini bertujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia seutuhnya. Pelayanan ini tidak hanya berusaha menyelamatkan jiwa, tetapi juga menolong mereka untuk mulai merasakan berkat-berkat Kerajaan Allah dalam kehidupan mereka sekarang ini, karena kita diutus Allah untuk melakukan hal-hal tersebut, maka inilah maksud misi yang sebenarnya. Dua Amanat Jika kita meneliti misi holistik itu dengan lebih saksama, akan nampaklah bahwa pelayanan ini terdiri dari dua amanat: amanat budaya dan amanat penginjilan. (Kedua istilah ini diperkenalkan oleh Arthur Glasser.) Amanat Budaya Amanat budaya dalam pelayanan, yang oleh sebagian orang disebut sebagai tanggung jawab sosial orang Kristen, bermula di Taman Eden. Setelah Allah menciptakan Adam dan Hawa, Ia berfirman kepada mereka, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (Kejadian 1:28). Sebagai umat manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, kita bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan ciptaan Allah. Dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa kita harus mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri (Matius 22:39). Pengertian tentang sesama manusia, seperti yang diajarkan dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, tidak terbatas hanya pada orang-orang sesuku atau sekelompok budaya atau pun seagama, melainkan semua orang. Berbuat baik kepada orang lain, baik kepada seseorang ataupun kepada masyarakat secara keseluruhan, adalah suatu kewajiban yang sesuai dengan ajaran Alkitab dan merupakan amanat budaya yang diberikan Allah kepada kita. Amanat Penginjilan Amanat penginjilan juga bermula di Taman Eden. Selama beberapa waktu, setiap kali Allah pergi ke Taman Eden, Adam dan Hawa telah menunggu kedatangan-Nya, dan mereka memunyai persekutuan yang indah dengan Tuhan. Tetapi dosa telah merusak keadaan itu. Di Taman Eden inilah Iblis memperoleh kemenangannya yang cukup berarti untuk pertama kalinya. Kali berikutnya Allah pergi ke taman itu, Ia tidak lagi menjumpai Adam dan Hawa. Persekutuan itu telah putus. Dosa telah memisahkan umat manusia dari Allah. Menghadapi keadaan itu, Allah menampakkan sifat-Nya melalui kata-kata-Nya kepada Adam yang berupa sebuah pertanyaan, "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9). Ia segera mulai mencari Adam. Amanat penginjilan itu menampakkan keinginan Allah untuk bersekutu dengan manusia. Itu berisi suatu perintah untuk mencari dan mendapatkan kembali orang-orang yang terhilang, yang dipisahkan dari Allah oleh dosa. Roma 10 menjelaskan kepada kita bahwa barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi mereka tidak akan dapat berseru kepada-Nya jika mereka tidak percaya kepada-Nya dan mereka tidak dapat percaya kepada-Nya jika mereka tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan mereka tidak dapat mendengar tentang Dia jika tidak ada yang memberitakan-Nya. "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:15). Membawa berita Injil yang dapat memindahkan orang-orang dari kegelapan kepada terang berarti telah melaksanakan amanat penginjilan itu. Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Ia mengutus murid-murid-Nya untuk "menjadikan semua bangsa murid-Nya" (Matius 28:19). Inilah Amanat Agung.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon