Wednesday, November 9, 2011

Pelita Dibawah Gantang


Kekristenan dewasa ini lebih menunjukkan sikap yang memuja ekslusivisme. Tampilannya begitu mewah dan memukau. Tanda diberkati oleh Allah. Setiap minggu muncul serba baru dan kompetitif. Setiap ada produk baru diluncurkan, orang Kristen paling pertama di depan sebagai pengguna. Di gereja penuh sorak-sorai dan gembira. Pokoknya senang-senang di gereja. Tidak pernah alpa ke gereja. Sibuk dengan acara rohani, kegiatan-kegiatan pelayanan.
Sangat disayangkan tidak dibarengi dengan aksi nyata di masyarakat. Aksi yang berdampak dan dirasakan manfaatnya oleh lingkungan tempat domisilinya. Stroke dampak dalam komunitas. Garamnya menjadi tawar. Terangnya tertutupi “gantang” gedung gereja. Layu, nyaris mati dini sebelum berbunga dan berbuah. Pada hal Tuhan punya misi melalui kehadiran Gereja-Nya yang kelihatan (visible). Misi itu ditulis dalam Injil Matius bunyinya: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” – Matius 5:16.
Kita bukan milik kita, tetapi milik Allah sepenuhnya. Sebagai milik Allah, tentunya kita harus menaati apa yang diperintahkan dan dikehendaki-Nya. Salah satunya ialah perintah untuk bersaksi, menjadi berkat bagi sesama. Dalam rangka menjadi berkat itu, kita melayani. Kita perlu melakukan pelayanan secara utuh. Yesus dengan tegas mengatakan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap…” – Yohanes 15:16. Sebagai gereja yang kelihatan, kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia. Di mana pun Tuhan tempatkan kita, dalam profesi macam apapun yang Tuhan percayakan untuk kita kerjakan, pelita kita harus tetap menyala dan terang kita tetap bercahaya serta garam kita masih terasa asinnya. Memang secara jujur, ada yang bangkit, berjuang dan berdampak. Ini tidak dapat dibantah. Namun persentasenya sangat sedikit. Bahkan kecil sekali. Lagi pula, dari yang sangat sedikit itu, lebih sedikit lagi yang bisa menghasilkan ide-ide cemerlang yang memberi dampak positif bagi lingkungan hidup dan kemanusiaan. Pengabdian yang tulus. Setia dalam menabur kebaikan. Bertanggung jawab. Punya komitmen kuat. Bekerja jujur. Kontribusi memuaskan. Pada orang yang demikian, Yesus bilang: “… Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” – Matius 25:20-23. Ketika Gereja melaksanakan misinya sesuai dengan kehendak Tuhan, ada pemercayaan dari Tuhan untuk hal yang lebih besar. Ukuran pengaruh Gereja ditemukan bukan di bangku gereja tetapi di masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon