Wednesday, November 9, 2011

Karakteristik Sosiologis Postmodernisme

Karakteristik sosiologis postmodernisme, memiliki ciri khas tersendiri. Adapun yang menjadi karakteristik sosiologis di dalam postmodernisme yaitu: a. Memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi) dan semakin diterimanya pandangan pluralism-relativisme kebenaran. b. Meledaknya industri media massa, yang dapat diakses dan dikonsumsi oleh publik dengan mudah. Kondisi semacam itu pada gilirannya menjadikan dunia dan ruang realitas kehidupan terasa menyempit. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama” dan “tuhan” baru. Artinya sikap dan perilaku kita tidak lagi ditentukan nilai moralitas agama sebagai standar hidup, tetapi kebenaran dan kesalahan kita diatur dan ditentukan oleh media massa. c. Munculnya radikalisme etnis dan keagamaan. Fenomena ini mengemuka sebagai reaksi yang meragukan kebenaran ilmu, teknologi dan filsafat modern yang dinilai gagal memenuhi janji emansipatoris untuk membebaskan manusia dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. d. Munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan romantisme dengan masa lampau. e. Menguatnya wilayah perkotaan (urban area) sebagai sentral kebudayaan dan sebaliknya wilayah pedesaan (rural area) sebagai daerah pinggiran. f. Terbukanya peluang bagi pelbagai strata sosial untuk mengemukakan pendapat secara lebih leluasa dan transparan. Jelasnya, dalam era postmodernisme telah turut mendorong bagi proses demokratisasi. g. Era postmodernisme juga ditandai oleh munculnya kecenderungan tumbuhnya ekletisisme, percampuran berbagai diskursus dan nilai keyakinan serta potret serpihan realitas. Dampaknya sulit untuk memposisikan suatu objek budaya secara ketat pada kelompok budaya tertentu secara ekslusif. h. Bahasa sebagai alat komunikasi dalam diskursus postmodernisme acap kali mengesankan tidak lagi memiliki kejelasan makna dan konsistensi, sehingga bersifat paradox. Dari uraian di atas, para pemikir postmodernisme menganggap bahwa modernisme telah gagal. Proyek pencerahan yang dijanjikan tidak dapat membuktikan janjinya. Memiliki kelemahan mendasar. Jadi, harus didekonstruksikan. Inilah yang menjadi karakteristik sosiologis era postmodernisme.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon