Wednesday, November 9, 2011

Postmodernisme Biangnya Konsumerisme

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” 2 Timotius 3:1-5 Kalau kita cermati secara seksama apa yang telah ditorehkan dalam sejarah, maka kita menemukan bahwa setiap perubahan zaman dan pergantian generasi punya ciri khas tersendiri. Jadi, kita melihat bahwa sejarah punya karakteristik yang dinamis. A. Naftalindo, mengatakan bahwa: “Sejarah mencatat bahwa, setiap zaman dan generasi memiliki spiritnya sendiri. Ini menunjukkan kalau sejarah itu bersifat dinamis.” Era postmodern ditandai oleh kemajuan informasi telekomunikasi dan globalisasi yang begitu cepat serta sulit dibendung. Kecepatan perubahan tersebut telah mengubah dunia menjadi sebuah desa global. Semua terkoneksi secara dinamis. Dampaknya luar biasa, yaitu menyentuh dan memasuki semua dimensi kehidupan. Mulai dari level atas sampai level bawah dalam semua strata sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks religius, era postmodern tidak lagi menjunjung tinggi nilai kebenaran mutlak, yang ada ialah kebenaran majemuk. Pergeseran nilai kebenaran mutlak kepada nilai kebenaran majemuk, secara khusus berkaitan dengan iman kepada TUHAN Allah, akan sangat membahayakan dogmatika Kristen dan misi gereja. Supaya dapat melaksanakan misi TUHAN Allah, gereja perlu mengenal dan memahami dinamika hidup orang-orang postmodern. Pengenalan dan pemahaman yang akurat terhadap situasi dan kondisi serta kecenderungan hidup manusia di era postmodern, akan sangat membantu Gereja untuk mengelola pelayanan dan mengatur strategi misinya secara tepat dan benar berdasarkan kebenaran Firman Allah.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: Feed Icon